Rabu, 23 Desember 2009

Cara Membuat MixPod Music Playlist Di Facebook

1. masuk ke link ini http://www.mixpod.com
2. Lalu Klick Creat MyPlaylist
3. Trus Caari lagu yang ingin anda masukun ke playlist anda
4. costomize ( pilihan" ipod) jngn lupa seting color&style untuk mengubah warna dan struktur ipod
5. Klick Save playlist lalu isi playlist title karena itu penting
6. klick Post to Facebook
7. Trus click Ur Playlist, click add to profil

Mudah kan...

Semoga anda Beruntung..


Selasa, 22 Desember 2009

Pemerintahan SBY dan Kebangkitan Indonesia


Setelah selama satu dekade dianggap sebagai "orang sakit dari Asia Tenggara", Indonesia saat ini sudah dapat melepaskan imej tersebut dan bahkan dianggap sebagai role model atau anutan di kawasan regional.

Demokrasi telah berkembang dengan pesat dan perekonomian Indonesia berhasil mengatasi krisis finansial global dengan lebih baik dibandingkan negara-negara ASEAN lain. Tiga presiden yang berkuasa setelah lengsernya Soeharto tidak banyak berhasil dalam mengatasi masalah-masalah yang telah mengakar di negara ini. Kekerasan, kekacauan politik, dan stagnasi perekonomian adalah hal-hal yang de rigueur dalam periode tersebut.

Namun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY beserta Wakil Presiden Jusuf Kalla telah berhasil menciptakan kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia.

Walaupun dihadang berbagai bencana yang menimpa sejak SBY dan JK menjabat pada 2004- tsunami, epidemi flu burung dan polio, serta melambungnya harga minyak dunia-, Indonesia saat ini adalah negara yang memiliki kestabilan struktural yang jauh lebih baik. Indonesia adalah satu-satunya negara di kawasan regional yang berhasil mengatasi dan mengalahkan mitos "demokrasi yang bermasalah".

Indonesia telah berhasil melampaui masa-masa yang sulit di mana negara ini pernah tersandera oleh anarkisme yang terjadi di seluruh negara kepulauan ini. Dapat dikatakan bahwa "genie of violence" sudah berada di dalam botolnya lagi. Kekhawatiran akan terpecahnya negara ini adalah suatu hal yang usang. Tidak ada bukti akan adanya kekuatan sentrifugal yang akan memicu "Balkanisasi" atau pecahnya Indonesia seperti yang terjadi di negara-negara Balkan.

Tidak ada satu pun serangan teroris di Indonesia sejak 2005. Pencapaian perekonomian oleh pemerintahan SBY sendiri juga tidak kalah signifikan. Pada saat negara-negara lain mengalami "musim dingin ekonomi", Indonesia sepertinya bisa mengatasi badai ini dengan lebih baik. Namun, turunnya bursa saham dan melemahnya mata uang rupiah menunjukkan bahwa Indonesia memang tidak bisa menghindar sepenuhnya dari krisis keuangan dunia.

Perekonomian Indonesia memang tumbuh melambat seperti juga yang terjadi di negara-negara lain. Ekonomi bertumbuh sebesar 5,2% pada kuartal IV/2008 dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya akibat menurunnya permintaan dunia terhadap produk-produk komoditas. Akibatnya, perekonomian Indonesia bertumbuh sebesar 6,1% pada 2008 dibandingkan dengan 6,3% pada 2007.

Pemerintah memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 akan lebih rendah dari tahun sebelumnya, berkisar antara 4,0% sampai 4,5%. Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi sekitar 4,0% atau bahkan lebih rendah apabila pelemahan ekonomi global lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia.

Salah satu penyebab utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang negara. Saat ini, Indonesia memiliki perekonomian yang kuat dengan cadangan devisa sebesar USD58 miliar per akhir Mei 2009 dan utang luar negeri yang lebih kecil dari 35% PDB-dibandingkan dengan 77% dari PDB di tahun 2001.

Ini adalah salah satu rasio utang yang terendah di negara-negara ASEAN kecuali dibandingkan Singapura yang tidak memiliki utang luar negeri. Dunia pun mulai memperhatikan perkembangan ini. Di dalam publikasinya tahun lalu, The Australian Strategic Policy Institute menyatakan bahwa dunia perlu mengubah pola pandang mereka terhadap Indonesia dan mulai memperlakukan Indonesia sebagai negara yang "normal" sebagaimana negara-negara berkembang lain seperti Brasil, India, dan Meksiko.***

Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai Indonesia. Namun masalah-masalah besar lain masih tetap ada. Pertama, pertumbuhan makroekonomi yang pesat belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat secara menyeluruh. Walaupun Jakarta identik dengan vitalitas ekonominya yang tinggi dan kota-kota besar lain di Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat, masih banyak warga Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Sekitar 150 juta penduduk Indonesia tidak memiliki akses yang baik untuk air bersih. Indonesia juga masih memiliki tingkat kematian ibu dan bayi yang terburuk di kawasan Asia. Kedua, UU Ketenagakerjaan yang ada saat ini memiliki implikasi terhadap berkurangnya daya saing Indonesia sebagai salah satu perekonomian padat karya di Asia.

Demikian juga mengenai UU Agraria dan peraturan pertanahan yang membuat investasi di bidang infrastruktur menjadi suatu proses yang berbelit-belit. Ketiga, korupsi dari pihak yudisial mengakibatkan lemahnya ikatan hukum dalam suatu kontrak. Memang, di pihak lain Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) telah banyak melakukan investigasi kasus-kasus korupsi besar yang menjadi berita utama di berbagai media.

Adalah suatu kenyataan bahwa Indonesia masih terpuruk sebagai salah satu negara yang paling korup di dunia. Berdasarkan penelitian Transparency International dalam publikasinya yang berjudul 2009 Global Corruption Barometer, Indonesia dianggap sebagai negara paling korup di Asia dengan lembaga legislatif sebagai institusi publik yang paling korup, disusul oleh lembaga yudisial dan polisi.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa Indonesia masih memerlukan banyak perbaikan. Namun apa yang telah dicapai selama ini merupakan hasil dari visi dan perencanaan pemerintahan SBY. Dapat dibayangkan hal-hal lain yang akan terjadi dalam pemerintahan yang akan berjalan untuk lima tahun ke depan lagi.

KPK Fokus Selidiki Rapat Dewan Gubernur BI


Fokus penyelidikan kasus dugaan korupsi aliran dana Bank Indonesia kini tengah diarahkan pada persoalan seputar rapat dewan gubernur pada 3 Juni dan 22 Juli 2003.

Ini terlihat dari upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terus mencecar para tersangka kasus ini dengan pertanyaan seputar momentum ditelorkannya kebijakan penyisihan dana sebesar Rp100 miliar itu.

Selasa kemarin, para penyidik KPK memberondong Aulia Tantowi Pohan, Maman Sumantri, Bun Bunan Hutapea, dan Aslim Tajudin dengan pertanyaan seputar rapat dewan gubernur BI.

Kali ini, giliran mantan anggota Komisi XI Antony Zeidra Abidin yang mendapatkan cecaran pertanyaan soal rapat tersebut dari para penyidik KPK. "Iya, iya (tentang rapat dewan gubernur BI)," tukasnya usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Rabu (12/11/2008).

Adapun mantan Gubernur BI Burhanuddin Abdullah ketika ditanya usai pemeriksaan mengatakan, hanya melanjutkan materi pemeriksaan sebelumnya. "Hanya
up date dari pertanyaan-pertanyaan yang lalu," ujarnya.

Perlu diketahui, rapat dewan gubernur BI pada 3 Juni dan 22 Juli 2003 memutuskan tentang realisasi rencana penyisihan dana sebesar Rp100 miliar dan pembentukan panitia pengembangan sosial kemasyarakatan (PPSK).

Namun, dalam perjalanannya dana pengembangan sosial ini disalahgunakan. Uang sebesar Rp31,5 miliar digunakan untuk mempermulus pembahasan UU Amandemen BI. Sedangkan sisanya Rp68,5 miliar digunakan untuk menyelesaikan permasalahan hukum yang menjerat beberapa mantan pejabat BI.

Tak Bisa Ungkap Skandal Bank Century, Peristiwa 98 Bisa Terulang

Skandal korupsi mengakibatkan rezim Soeharto runtuh 11 tahun lalu. Kekuatan rakyat (people power) yang besar ketika itu tidak mampu dibendung oleh penguasa yang telah berkuasa selama 32 tahun itu. Lalu apakah aksi demonstrasi besar-besaran ini akan terulang kembali dengan adanya dugaan skandal korupsi Bank Century?

"Bisa jadi, segala kemungkinan bisa terbuka," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia Kamarudin saat berbincang dengan ***** melalui sambungan telepon, Minggu (29/11/2009).

Kendati demikian, Kamardin tidak menghendaki kericuhan yang memakan korban jiwa seperti 11 tahun itu terjadi kembali. "Kalau saya bisa menghimbau tidak perlu sampai ke people power, kita kembalikan ke mekanisme yang sudah ada," tuturnya.

Dukungan jutaan pengguna situs jejaring sosial Facebook terhadap Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, kata dia, semestinya bisa menjadi pelajaran bagaimana hebatnya people power itu. Terlebih jika dukungan di dunia maya itu bisa terbawa ke dunia nyata dalam aksi unjuk rasa besar-besaran.

Oleh karenanya, kasus Century yang menyita perhatian masyarakat ini bisa diungkap secara benar oleh Pansus DPR. Jangan sampai kepercayaan rakyat terhadap dewan tergerus karena tidak bisa mengungkap kasus ini.